can you count me?

welcome snack to you

Selamat datang di blog PMR SMPN 115 Jakarta.
di blog ini kami akan berbagi tentang kegiatan dari ekstrakulikuler dan beberapa tips kesehatan yang mungkin berguna untuk pembaca sekalian.
Jika ada saran dan kritik bisa disampaikan melalui
chatbox di bagian kanan.
Salam Perdamaian Dunia!

Minggu, 30 Agustus 2009

Pertolongan Pertama

I. PENDAHULUAN

Kegiatan Alam Terbuka (KAT) adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di lokasi yang masih alami baik berupa hutan, perbukitan, pantai dll. Kegiatan di alam terbuka saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif wisata, kegiatan pendidikan dan bahkan penelitian. Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, kegiatan ini juga bermanfaat untuk mengenal Kebesaran Illahi melalui keajaiban alam yang merupakan ciptaan-Nya berupa berbagai keneragaman hayati yang sangat beraneka ragam yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.

Namun dalam pelaksanaanya, kegiatan ini ternyata memiliki resiko yang cukup tinggi. Karena tidak seperti kegiatan wisata lainnya yang didukung oleh fasilitas yang menunjang keselamatan pelaku atau pengunjung, Kegiatan Alam Terbuka justru sangat rentan terjadinya kecelakaan karena memang kegiatan ini dilaksanakan ditempat yang masih alami seperti kondisi perbukitan terjal, jurang, aliran sungai yang deras, dan kondisi alam lainnya yang berpotensi menimbulkan bahaya dan juga mempersulit upaya penyelamatan bagi korban atau penderita.

Meskipun bukan suatu hal yang diharapkan, kecelakaan (accident) memerlukan langkah antisipatif yang diantaranya dengan mengetahui atau mendiagnosa penyakit maupun akibat kecelakaan, penanganan terhadap korban dan evakuasi korban bila diperlukan. Hal ini memerlukan pengetahuan agar korban tidak mengalami resiko cidera yang lebih besar.

II. DEFINISI

Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis. Ini berarti:

1. Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda.

2. Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban.

III. DASAR-DASAR PERTOLONGAN PERTAMA

Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian.

Namun sebelum kita memasuki pembahasan kearah penanggulangan atau pengobatan terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara dulu mengenai pencegahan terhadap suatu kecelakaan (accident), terutama dalam kegiatan di alam bebas. Selain itu harus kita garis bawahi bahwa situasi dalam berkegiatan sering memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban. Sekedar contoh, beberapa peralatan yang disebutkan dalam materi ini kemungkinan tidak selalu ada pada setiap kegiatan, aka kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.

a. Prinsip Dasar

Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya:

1. Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.

2. Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.

3. Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.

b. Sistematika Pertolongan Pertama

Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :

1. Jangan Panik

Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.

2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.

Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.

3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.

Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.

4. Pendarahan.

Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.

5. Perhatikan tanda-tanda shock.

Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.

6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.

Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.

7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.

Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.

IV. KASUS-KASUS KECELAKAAN ATAU GANGGUAN DALAM KEGIATAN ALAM TERBUKA

Berikut adalah kasus-kasus kecelakaan atau gangguan yang sering terjadi dalam kegiatan di alam terbuka berikut gejala dan penanganannya:

a. Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea.

Gejala
· Perasaan limbung
· Pandangan berkunang-kunang
· Telinga berdenging
· Nafas tidak teratur
· Muka pucat
· Biji mata melebar
· Lemas
· Keringat dingin
· Menguap berlebihan
· Tak respon (beberapa menit)
· Denyut nadi lambat

Penanganan
1. Baringkan korban dalam posisi terlentang
2. Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
3. Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
4. Beri udara segar
5. Periksa kemungkinan cedera lain
6. Selimuti korban
7. Korban diistirahatkan beberapa saat
8. Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke instansi kesehatan

b. Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.

Gejala dan tanda dehidrasi


Dehidrasi ringan
· Defisit cairan 5% dari berat badan
· Penderita merasa haus
· Denyut nadi lebih dari 90x/menit

Dehidrasi sedang
· Defisit cairan antara 5-10% dari berat badan
· Nadi lebih dari 90x/menit
· Nadi lemah
· Sangat haus

Dehidrasi berat
· Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan
· Hipotensi
· Mata cekung
· Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
· Kejang-kejang

Penanganan

1. Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
2. mengganti elektrolit yang lemah
3. Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
4. Memberantas penyebabnya
5. Rutinlah minum jangan tunggu haus

c. Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.

Gejala
· Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
· Canned be heard the voice of the additional breath
· Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
· Irama nafas tidak teratur
· Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
· Kesadaran menurun (gelisah/meracau)

Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Bawa ketempat yang luas dan sejuk
3. Posisikan ½ duduk
4. Atur nafas
5. Beri oksigen (bantu) bila diperlukan

d. Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dll.

Gejala

· Kepala terasa nyeri/berdenyut
· Kehilangan keseimbangan tubuh
· Lemas

Penanganan
1. Istirahatkan korban
2. Beri minuman hangat
3. beri obat bila perlu
4. Tangani sesuai penyebab

e. Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.

Gejala
· Perut terasa nyeri/mual
· Berkeringat dingin
· Lemas

Penanganan
1. Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
2. Beri minuman hangat (teh/kopi)
3. Jangan beri makan terlalu cepat

f. Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.

Gejala
· Nyeri di dada
· Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
· Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
· Denyut nadi tak teraba/lemah
· Gangguan nafas
. Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
· Kepala terasa ringan
· Lemas
· Kulit berubah pucat/kebiruan
· Keringat berlebihan

Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, tegang.

Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Istirahatkan
3. Posisi ½ duduk
4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)

f. Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.

Gejala
· Seolah-olah hilang kesadaran
· Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
· Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas

Penanganan

1. Tenangkan korban
2. Pisahkan dari keramaian
3. Letakkan di tempat yang tenang
4. Awasi

g. Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.

Gejala
· Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
. Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
· Kadang disertai pusing

Penanganan
1. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2. Tenangkan korban
3. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4. Diminta bernafas lewat mulut
5. Bersihkan hidung luar dari darah
6. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama

h. Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.

Gejala
· Nyeri pada otot
· Kadang disertai bengkak

Penanganan
1. Istirahatkan
2. Posisi nyaman
3. Relaksasi
4. Pijat berlawanan arah dengan kontraksi

i. Memar yaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.

Gejala
· Warna kebiruan/merah pada kulit
· Nyeri jika di tekan
· Kadang disertai bengkak

Penanganan
1. Kompres dingin
2. Balut tekan
3. Tinggikan bagian luka

J. Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.

Gejala
· Bengkak
· Nyeri bila tekan
· Kebiruan/merah pada derah luka
· Sendi terkunci
· Ada perubahan bentuk pada sendi

Penanganan
1. Korban diposisikan nyaman
2. Kompres es/dingin
3. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4. Tinggikan bagian tubuh yang luka

k. Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan/injury.

Gejala
· Terbukanya kulit
· Pendarahan
· Rasa nyeri

Penanganan
1. Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)
2. Tutup luka dengan kasa steril/plester
3. Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4. Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:

1. Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
o Keluarkan tanpa menyinggung luka
o Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
o Evakuasi korban ke pusat kesehatan

2. Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.

l. Pendarahan yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja. Penghentian darah dengan cara

1. Tenaga/mekanik, misal menekan, mengikat, menjahit dll
2. Fisika:
· Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan
· Bila dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi
3. Kimia: Obat-obatan
4. Biokimia: vitamin K
5. Elektrik: diahermik

m. Patah Tulang/fraktur yaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian

Gejala
· Perubahan bentuk
· Nyeri bila ditekan dan kaku
· Bengkak
· Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
· Ada memar (jika tertutup)
· Terjadi pendarahan (jika terbuka)
Jenisnya
· Terbuka (terlihat jaringan luka)
· Tertutup

Penanganan
Tenangkan korban jika sadar
Untuk patah tulang tertutup
1 Periksa Gerakan (apakah bagian tubuh yang luka bisa digerakan/diangkat)
Sensasi (respon nyeri)
Sirkulasi (peredaran darah)
2. Ukur bidai disisi yang sehat
3. Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah
4. Pasang bantalan didaerah patah tulang
5. Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka
6. Ikat bidai
7. Periksa GSS

Untuk patah tulang terbuka
1.Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat
2.Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin
3.Ikat dengan ikatan V
4.Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup

Tujuan Pembidaian
1. Mencegah pergeseran tulang yang patah
2. memberikan istirahat pada anggota badan yang patah
3. mengurangi rasa sakit
4. Mempercepat penyembuhan

n. Luka Bakar yaitu luka yangterjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)

Penanganan
1. Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
. Perhatikan keadaan umum penderita
3. Pendinginan
· Membuka pakaian penderita/korban
· Merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk daerah wajah, cukup dikompres air

1. Mencegah infeksi
o Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka
o Penderita dikerudungi kain putih
o Luka jangan diberi zat yang tak larut dalam air seperti mentega, kecap dll

2. Pemberian sedative/morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama
3. Bila luka bakar luas penderita diKuasakan
4. Transportasi kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila tidak memungkinkan masih bisa dilakukan dalam 24-48 jam pertama dengan pengawasan ketat selama perjalanan.
5. Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh.

o. Hipotermia yaitu suhu tubuh menurun karena lingkungan yang dingin

Gejala
· Menggigil/gemetar
· Perasaan melayang
· Nafas cepat, nadi lambat
· Pandangan terganggu
· Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat

Penanganan

1. Bawa korban ketempat hangat
2. Jaga jalan nafas tetap lancar
3. Beri minuman hangat dan selimut
4. Jaga agar tetap sadar
5. Setelah keluar dari ruangan, diminta banyak bergerak (jika masih kedinginan)

p. Keracunan makanan atau minuman

Gejala

· Mual, muntah
· Keringat dingin
· Wajah pucat/kebiruan

Penanganan
1. Bawa ke tempat teduh dan segar
2. Korban diminta muntah
3. Diberi norit
4. Istirahatkan
5. Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik

q. Gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa.

Pertolongan Pertamanya adalah:

· Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptik
· Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut

Ada beberapa jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat melakukan kegiatan di alam terbuka, diantaranya:

1. Gigitan Ular

Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita/korban tergantung pada ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap ular tersebut berbisa. Sifat bisa/racun ular terbagi menjadi 3, yaitu:

1. Hematotoksin (keracunan dalam)
2. Neurotoksin (bisa/racun menyerang sistem saraf)
3. Histaminik (bisa menyebabkan alergi pada korban)

Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita dapat pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitu menenangkan penderita adalah sangat penting karena rata-rata penderita biasanya takut mati.

Penanganan untuk Pertolongan Pertama:

1. Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.

2. Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat

3. Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitan
o Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet / toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik

o Letakkan daerah gigitan dari tubuh
o Berikan kompres es
o Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg/im untuk menghilangkan rasa nyeri

4. Perawatan luka

o Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium atau benda panas
o Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila perlu pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melalui breastpump sprit atau dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan (selama tidak ada luka di mulut).

5. Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)

6. Perbaikan sirkulasi darah

o Kopi pahit pekat
o Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
o Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor

7. Obat-obatan lain
o Ats
o Toksoid tetanus 1 ml
o Antibiotic misalnya: PS 4:1

2. Gigitan Lipan

Ciri-ciri
1. Ada sepasang luka bekas gigitan
2. Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya setelah 4-5 jam

Penanganan
1. Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
2. Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedik
3. Gigitan Lintah dan Pacet

Ciri-ciri
Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)

Penanganan
1. Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
2. Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal

4. Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya

Biasanya sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan gatal. Namun beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam tubuh korban yang sangat menyakiti.

Perhatian:
· Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping
· Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam inggris.

V. EVAKUASI KORBAN

Adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu untuk memindahkan korban ke lingkungan yng aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.

Prinsip Evakuasi
1. Dilakukan jika mutlak perlu
2. Menggunakan teknik yang baik dan benar
3. Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian

Alat Pengangutan

Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:

1. Manusia

Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan.

Bila satu orang maka penderita dapat:
· Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak
· Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang
· Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas
· Dipanggul/digendong
· Merayap posisi miring

Bila dua orang maka penderita dapat:

Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau tulang punggung.
· Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan
· Model membawa balok
· Model membawa kereta

2. Alat bantu
· Tandu permanen
· Tandu darurat
· Kain keras/ponco/jaket lengan panjang
· Tali/webbing

Persiapan

Yang perlu diperhatikan:
1. Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkan penilaian kondisi dari: keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan gangguan persendian
2. Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses evakuasi
3. Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut
4. Memilih alat
5. Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan penderita yang tidak daolam posisi benar

VI. FARMAKOLOGI

Farmakologi adalah pengetahuan mengenai obat-obatan. Yang dibahas disini hanya sekedar obat-obatan standar yang sering dibutuhkan dalam Kegiatan Alam Terbuka.

NO Nama Obat Kegunaan
1 CTM Alergi, obat tidur
2 Betadine Antiseptik
3 Povidone Iodine Antiseptik
4 Neo Napacyne Asma, sesak nafas
5 Asma soho Asma,sesak nafas
6 Konidin Batuk
7 Oralit Dehidrasi
8 Entrostop Diare
9 Demacolin Flu, batuk
10 Norit Keracunan
11 Antasida doen Maag
12 Gestamag Maag
13 Kina Malaria
14 Oxycan Memberi tambahan oksigen murni
15 Damaben Mual
16 Feminax Nyeri haid
17 Spasmal Nyeri haid
18 Counterpain Pegal linu
19 Alkohol 70% Pembersih luka/antiseptic
20 Rivanol Pembersih luka/antiseptic
21 Chloroetil (obat semprot luar) Pengurang rasa sakit
22 Pendix Pengurang rasa sakit
23 Antalgin Pengurang rasa sakit, pusing
24 Paracetamol Penurun panas
25 Papaverin Sakit perut
26 Vitamin C Sariawan
27 Dexametason Sesak nafas

VII. PENUTUP

Pertolongan Pertama adalah sebagai suatu tindakan antisipatif dalam keadaan darurat namun memiliki dampak yang sangat besar bagi penderita atau korban. Kesalahan diagnosa dan penanganan dapat mendatangkan bahaya yang lebih besar, cacat bahkan kematian. Satu hal yang perlu diingat adalah Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Serahkan penanganan selanjutnya (bila diperlukan) pada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.

Sabtu, 08 Agustus 2009

Perokok Pasif Bencana Yang Terlupakan


Temuan Susenas 2001 menunjukkan umur dini mulai merokok yang terus meningkat, disertai lama merokok dan dosis rokok yang cukup tinggi pada sebagian besar perokok laki-laki. Hal yang perlu diwaspadai adalah dampak negatif asap rokok terhadap indivividu disekelilingnya/ perokok pasif. Untuk itu dilakukan analisis lanjut data modul Susenas 2001 untuk mengetahui seberapa besar permasalahan perokok pasif di Indonesia, penduduk mana yang lebih banyak terkena, kelompok umur mana dan berbagai karakteristik lainnya yang terkait. Juga dilakukan kajian perkiraan jumlah populasi perempuan perokok pasif yang terkena kanker saluran pernafasan dan jumlah biaya yang harus ditanggung setiap tahun sebagai akibatnya.

Perokok pasif dalam analisis ini adalah penduduk bukan perokok yang tinggal serumah dengan perokok aktif, yang merokok dalam rumah. Jumlah sampel perokok pasif meliputi 133.694 penduduk. Sesudah diinflat jumlah perokok pasif menjadi 97.560.002 penduduk. Dilakukan analisis deskriptif untuk mengetahui prevalensi perokok pasif pada laki-laki dan perempuan menurut berbagai karakteristik seperti umur, status kawin, daerah perkotaan/pedesaan, propinsi, dan kawasan yang dibedakan atas Jawa Bali, Sumatra dan Kawasan Timur Indonesia/ Katimin. Juga dilakukan perhitungan jumlah populasi perempuan perokok pasif yang berisiko terkena kanker saluran pernafasan, dan jumlah perkiraan biaya yang harus ditanggung setiap tahun apabila perokok pasif perempuan menderita kanker saluran nafas akibat asap rokok.

Hasil analisis menunjukkan prevalensi perokok pasif di Indonesia sebesar 48,9% atau 97.560.002 penduduk, yaitu pada laki-laki 31,8% dan pada perempuan 66%.
Di setiap propinsi prevalensi perokok pasif pada perempuan selalu lebih tinggi daripada laki-laki; pada perempuan berkisar antara 46,3-76,9%, dan pada laki-laki berkisar antara 22,6% - 38,5%.

Prevalensi perokok pasif tertinggi adalah pada kelompok umur balita dan anak 5-14 tahun laki-laki maupun perempuan. Pada balita sebesar 69,5%, pada kelompok umur 5-9 tahun sebesar 70,6%, dan pada 10-14 tahun sebesar 70,4-70,7%. Pada kelompok umur 15 tahun ke atas prevalensi perokok pasif pada perempuan tetap tinggi yaitu berkisar antara 68,8-56,3%. Sedangkan pada laki-laki sangat rendah pada umur yang semakin tua yaitu sebesar 51,1% pada umur 15-19 tahun dan mencapai 5,3% pada umur 50 tahun ke atas.
Pada perempuan berstatus kawin prevalensi perokok pasif cukup tinggi pada yaitu 70,4%, juga pada yang berstatus belum kawin sebesar 66,9%, sedangkan pada yang berstatus cerai sebesar 40,6%. Berbeda dengan laki-laki di mana justru pada yang berstatus belum kawin prevalensi perokok pasif adalah tertinggi yaitu 57,2%, dan pada yang berstatus kawin dan cerai sangat rendah yaitu masing-masing 3,4% dan 9,7%.

Di ketiga kawasan yaitu Jawa Bali, Sumatra, dan Kawasan Timur Indonesia (Katimin) prevalensi perokok pasif perempuan menunjukkan angka yang lebih tinggi dibanding pada laki-laki.

Di perkotaan maupun di pedesaan, prevalensi perokok pasif perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki.
Hasil perhitungan menunjukkan jumlah populasi perokok pasif perempuan yang berisiko terkena kanker saluran napas sebesar 48.594 penduduk, dan total biaya yang harus dikeluarkan tiap penderita kanker paru setiap tahunnya sebesar Rp. 8.712.000,- Dengan demikian perkiraan jumlah biaya yang hilang karena populasi perokok pasif perempuan yang menderita kanker saluran napas adalah sebesar Rp.42.335.000.000,- setiap tahun.

Cuci Tangan!



Cuci tangan merupakan salah satu perilaku sehat yang pasti sudah dikenal. Perilaku ini pada umumnya sudah diperkenalkan kepada anak-anak sejak kecil tidak hanya oleh orang tua di rumah, bahkan ini menjadi salah satu kegiatan rutin yang diajarkan para guru di Taman Kanak-Kanak sampai Sekolah Dasar. Tetapi kenyataannya perilaku sehat ini belum menjadi budaya masyarakat kita dan biasanya hanya dilakukan sekedarnya, sebagai contoh ketika kita masuk ke sebuah rumah makan Indonesia, biasanya fasilitas cuci tangan disediakan dalam bentuk kobokan berisi air bersih dengan sepotong kecil jeruk nipis yang maksudnya untuk menghilangkan bau amis di tangan. Pemandangan berbeda ketika kita masuk ke restaurant fast food terkemuka asal negara adi daya, fasilitas cuci tangan sudah sangat memenuhi syarat, yaitu air bersih mengalir dilengkapi dengan sabun cuci tangan cair berkualitas dan pengering tangan merk terkenal, sayangnya fasilitas itu belum digunakan dengan baik, karena biasanya orang hanya mencuci tangan sekedar menghilangkan bau amis bekas makanan dan lupa atau malas mencuci tangan dulu sebelum makan. Jika kita sedikit melirik ke masyarakat pedesaan, pada umumnya masyarakat desa hanya menggunakan air seadanya dan belum banyak yang menggunkan sabun untuk mencuci tangan sebelum atau sesudah dari jamban. Beberapa hal di atas menunjukan kenyataan bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun sebagai salah satu upaya personal hygiene belum dipahami masyarakat secara luas dan prakteknya pun belum banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari..

Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit, oleh karena itu sangat penting untuk diketahui dan diingat bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan perilaku sehat yang sangat efektif untuk mencegah penyebaran berbagai penyakit menular seperti diare, ISPA dan Flu Burung. Diare merupakan penyakit "langganan" yang banyak berjangkit pada masyarakat terutama usia balita. Survei Kesehatan Nasional tahun 2001 menempatkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) penyakit pada posisi tertinggi sebagai penyakit paling berbahaya pada balita. Diare dan ISPA dilaporkan telah membunuh 4 juta anak setiap tahun di negara-negara berkembang. Sementara Flu Burung atau yang dikenal juga H5N1 merupakan penyakit mematikan dan telah memakan cukup banyak korban. Penyakit-penyakit tersebut juga merupakan masalah global dan banyak berjangkit di negara-negara berkembang, suatu wilayah yang didominasi dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk, tidak cukup pasokan air bersih, kemiskinan dan pendidikan yang rendah tetapi rantai penularan penyakit-penyakit tersebut di atas dapat diputus "hanya" dengan perilaku cuci tangan pakai sabun yang merupakan perilaku yang sederhana, mudah dilakukan, tidak perlu menggunakan banyak waktu dan banyak biaya.

Perilaku Sehat Cuci Tangan Pakai Sabun yang merupakan salah satu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), saat ini juga telah menjadi perhatian dunia, hal ini karena masalah kurangnya praktek perilaku cuci tangan tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang saja, tetapi ternyata di negara-negara maju pun kebanyakan masyarakatnya masih lupa untuk melakukan perilaku cuci tangan. Rapat Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) yang pertama pada tanggal 15 Oktober 2008. Ini merupakan perwujudan seruan tentang perlunya upaya untuk meningkatkan praktek personal hygiene dan sanitasi di seluruh dunia. Fokus HCTPS tahun 2008 ini adalah Anak sekolah sebagai "Agen Perubahan" dengan simbolisme bersatunya seluruh komponen keluarga, rumah dan masyarakat dalam merayakan komitmen untuk perubahan yang lebih baik dalam berperilaku sehat melalui CTPS serta tantangan yang mengacu kepada pemecahan rekor "jumlah terbesar anak sekolah mencuci tangan pakai sabun pada hari yang sama pada 20 negara yang berbeda, sedangkan tujuan dari tantangan ini adalah untuk menciptakan keseragaman kegiatan kunci bagi seluruh negara yang berpartisipasi, menciptakan kreatifitas, memacu kompetisi positif antar negara peserta serta membuat HCTPS menjadi sebuah hari yang menyenangkan.

Penggunaan sabun pada saat mencuci tangan menjadi penting karena sabun sangat membantu menghilangkan kuman yang tidak tampak minyak/lemak/kotoran di permukaan kulit serta meninggalkan bau wangi. Sehingga kita dapat memperoleh kebersihan yang berpadu dengan bau wangi dan perasaan segar setelah mencuci tangan pakai sabun, ini tidak akan kita dapatkan jika kita hanya menggunakan air saja. Yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah waktu-waktu kita harus melakukan perilaku cuci tangan, di Indonesia diperkenalkan 5 waktu penting yaitu :

setelah ke jamban

setelah menceboki anak

sebelum makan

sebelum memberi makan anak

sebelum menyiapkan makanan

5 fakta yang harus diketahui tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah :

Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup

Mencuci tangan pakai sabun bisa mencegah penyakit yang menyebabkan kematian jutaan anak-anak setiap tahunnya

Waktu-waktu kritis CTPS adalah setelah ke jamban dan sebelum menyentuh makanan (mempersiapkan/memasak/menyajikan dan makan

Perilaku CTPS adalah intervensi kesehatan yang "cost-effective".

Untuk meningkatkan CTPS memerlukan pendekatan pemasaran sosial yang berfokus pada pelaku CTPS dan motivasi masing-masing yang menyadarkannya untuk mempraktekan perilaku CTPS

Praktek CTPS yang benar hanya membutuhkan sabun dan air mengalir. Air mengalir tidak harus dari keran, bisa juga mengalir dari sebuah wadah berupa gayung, botol, kaleng, ember tinggi, gentong atau jerigen. Untuk penggunaan jenis sabun dapat menggunakan semua jenis sabun karena semua sebenarnya cukup efektif dalam membunuh kuman penyebab penyakit. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka CTPS perlu dilakukan dengan cara yang baik dan benar, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut, yaitu :

Bilas tangan dengan air bersih yang mengalir

Tangan yang basah disabuni, digosok-gosok bagian telapak tangan dan punggung tangan,jari-jari, bawah kuku, minimal selama 20 detik.

Bilas kembali dengan air mengalir bersih sampai bersih

Keringkan dengan kain bersih atau kibas-kibaskan di udara

Menurut kajian yang disusun oleh Curtis and Cairncross (2003) didapatkan hasil bahwa perilaku CTPS khususnya setelah kontak dengan feses ketika ke jamban dan membantu anak ke jamban, dapat menurunkan insiden diare hingga 42-47%. Perilaku CTPS juga dikatakan dapat menurunkan transmisi ISPA hingga lebih dari 30% ini diperoleh dari kajian yang dilakukan oleh Rabie and Curtis (2005). Di lain pihak, Unicef menyatakan bahwa CTPS dapat menurunkan 50% insidens flu burung. Praktek CTPS juga dapat mencegah infeksi kulit, mata dan memudahkan kehidupan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Beberapa kajian ini menunjukan bahwa intervensi CTPS dianggap sebagai pilihan perilaku yang efektif untuk pencegahan berbagai penyakit menular.

Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) yang ditetapkan pada tanggal 15 Oktober dan untuk pertama kalinya dilaksanakan pada tahun ini merupakan salah satu upaya untuk melibatkan masyarakat di seluruh dunia termasuk masyarakat Indonesia agar dapat memahami arti penting perilaku CTPS dan secara aktif mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui ini masyarakat juga diberi kesempatan untuk merasakan sensasi rasa antara sebelum cuci tangan pakai sabun dan setelah pakai sabun, dan yang terpenting adalah masyarakat dapat memahami secara jernih bahwa dengan perilaku sederhana seperti CTPS, berbagai penyakit yang banyak merenggut nyawa anak dan balita dapat dicegah. Melalui HCTPS ini juga dapat mengajak masyarakat untuk memahami bahwa walaupun dengan kondisi kehidupan yang sulit sekalipun, perilaku CTPS tetap dapat dilaksanakan dengan mudah dan terjangkau dan ini menjadi perilaku pilihan masyarakat sendiri (action of choice) untuk peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup mereka. Mari bersama kita raih hidup sehat dengan Cuci Tangan Pakai Sabun.

Sumber : Ditjen P2PL melalui KPS-CTPS

10 Tips Sehat Khusus Wanita

Banyak faktor yang menyebabkan Anda terserang penyakit yang akan sangat mengacam Anda dalam zaman modern ini. Penyakit jantung, kanker, stroke, atau penyakit paru-paru yang kronis, semua ini dapat diobati atau dicegah jika Anda mengalihkan perhatian padanya.

Berikut beberapa tips untuk hidup lebih sehat:

  1. Jangan merokok,! Merokok adalah salah satu penyebab kematian di Amerika. Jika anda seorang wanita merokok, resiko Anda terserang penyakit jantung dan kanker akan sangat mungkin, khususnya jika Anda menggunakan alat kontrasepsi oral. Hati-hati terhadap asap rokok di tempat kerja atau rumah juga akan meningkatkan resiko.
  2. Mengekang kolesterol. Kolesterol yang tinggi merupakan faktor resiko terbesar terserang penyakit jantung dan secara tidak langsung meningkatkan resiko penyakit stroke. Menurut Persatuan Jantung Amerika Serikat, seorang wanita pada usia 55 tahun kecenderungan kolesterol akan lebih tinggi dibanding pria. Cobalah untuk tetap diet!
  3. Perhatikan berat badan Anda. Inilah masalah kesehatan bukan masalah kesia-siaan. Wanita memiliki kecenderungan peningkatan tekanan darah tinggi jika berat mereka 20 pound atau diatas berat yang direkomendasikan. Selanjutnya, jika Anda terlalu gemuk, terutama disekitar pinggang, Anda beresiko besar untuk beberapa masalah kesehatan seperti diabetes, penyakit jantung dan stroke. Hindari terlalu banyak makan karbohidrat, gula dan makanan berlemak.
  4. Banyaklah makan sayuran! Suatu diet yang kaya dengan sayuran dan buah-buahan berkaitan dengan kolesterol rendah. Beberapa penelitian menganjurkan suatu hubungan antara makan sayur-sayuran dengan mengurangi resiko kanker, dibanding menghabiskan waktu untuk memutuskan sayuran mana yang akan dimakan untuk mencegah penyakit tertentu. Memfokuskan pada bermacam-macam sayuran segar seperti sayuran berdaun hijau, labu kuning, wortel, brukoli, tomat, bawang putih dan bawang bakung. Semua ini akan baik untuk Anda.
  5. Hindari Makanan yang berlemak. Diet yang ketat terhadap lemak dihubungkan dengan meningkatnya resiko macam-macam kanker. Penelitian pada masyarakat negara-negara yang melakukan diet makanan berlemak secara konsisten menunjukkan kecelakaan berat dan kematian karena kanker usus dan payu dara. Rekomendasi pelaturan diet adalah untuk menurunkan jumlah lemak yang ada sampai 30% dari kalori. Sumber lemak adalah keju atau margarin, minyak goreng, daging dan semua produk-produk susu. Jika Anda memakai minyak, pakailah minyak zaitun.
  6. Beristirahat. Ini sangat penting bagi tubuh Anda untuk rileks. Anda dapat melakukan beberapa cara seperti meditasi, bernapas yang panjang, atau bahkan membaca merupakan cara untuk rileks. Yang lebih baik, berjalan kaki, Anda akan merasa tenang.
  7. Olahraga. Beberapa olahraga dapat menolong Anda hidup lebih sehat, dan bahkan hidup Anda akan lebih produktif. Penelitian baru-baru ini menyarankan bahwa perubahan yang sederhana dalam rutinitas hidup Anda sehari-hari akan menguntungkan untuk kesehatan. Sehingga jika Anda tidak siap untuk berkeringat pada saat senam, cobalah parkir mobil Anda agak jauh dan berjalanlah, naiklah tangga dari pada lift dan bermain gantungan dengan anak Anda. Yang penting adalah jika pilihan itu ada, pilihlah untuk tetap bergerak.
  8. Test pap smear secara teratur. Ini akan mendeteksi perubahan sebelum kanker leher rahim pada tahap awal. Pengobatan kondisi ini akan mencegah penyebaran kanker.
  9. Cek tekanan darah Anda! Lebih tinggi tekanan darah Anda, semakin tinggi pula resiko terserang penyakit jantung. Konsultasilah dengan dokter Anda untuk membicarakan langkah yang harus Anda ambil untuk tetap menjaga tekanan darah pada tingkat yang sehat.
  10. Periksalah payudara Anda secara teratur oleh dokter atau perawat dan tanyalah pada dokter kapan Anda memulai mammogram secara teratur. Deteksi awal merupakan pencegahan.

Anemia

Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal.

Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh

Penyebab Anemia

Penyebab umum dari anemia:

*

* Perdarahan hebat

* Akut (mendadak)

* Kecelakaan

* Pembedahan

* Persalinan

* Pecah pembuluh darah

* Kronik (menahun)

* Perdarahan hidung

* Wasir (hemoroid)

* Ulkus peptikum

* Kanker atau polip di saluran pencernaan

* Tumor ginjal atau kandung kemih

* Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

* Berkurangnya pembentukan sel darah merah

* Kekurangan zat besi

* Kekurangan vitamin B12

* Kekurangan asam folat

* Kekurangan vitamin C

* Penyakit kronik

*

* Meningkatnya penghancuran sel darah merah

* Pembesaran limpa

* Kerusakan mekanik pada sel darah merah

* Reaksi autoimun terhadap sel darah merah:

Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
  Sferositosis herediter
  Elliptositosis herediter

*

* Kekurangan G6PD

* Penyakit sel sabit

* Penyakit hemoglobin C

* Penyakit hemoglobin S-C

* Penyakit hemoglobin E

* Thalasemia

Gejala

Gejala-gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi. Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.

Diagnosa

Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia. Persentase sel darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit (CBC).